Makassar, Orbitimes.com – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek membuka penerimaan proposal penelitian baru dan pengabdian masyarakat (pengmas) untuk pendanaan tahun 2022. Pendaftaran dibuka untuk dosen beserta mahasiswa mulai 25 Januari-10 Februari 2022.
Plt. Direktur Jenderal (Dirjen) Diktiristek Nizam mengatakan, ia mendorong agar penelitian yang akan dilakukan para dosen nantinya dapat melibatkan mahasiswa. Sebab, pendidikan tinggi pada dasarnya untuk menyiapkan sumber daya manusia masa depan menjadi lebih kreatif, inovatif, dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi melalui kemampuan untuk melakukan riset dan inovasi.
“Penelitian yang dilakukan oleh dosen harus melibatkan mahasiswa. Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mengembangkan pengetahuan dan teknologi, bersama-sama co-creation antara dosen dan mahasiswa,” kata Nizam dalam laman Dikti, dikutip (27/1/2022).
Nizam berharap, mahasiswa yang terlibat dalam penelitian dapat diberikan hak berupa satuan kredit semester (SKS). Sebab menurutnya, kompetensi yang mahasiswa dapatkan selama menjadi asisten dosen dalam penelitian sangat besar dibandingkan dengan yang mereka dapatkan di dalam kelas.
“Libatkan mahasiswa, berikan dia SKS, dan berikan bimbingan intensif. Sehingga karya yang dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa adalah karya yang betul-betul dikerjakan secara sungguh-sungguh,” terangnya.
Ia menambahkan, pelibatan mitra industri juga perlu untuk hilirisasi produk penelitian. Nizam berharap Kedaireka, wadah kolaborasi perguruan tinggi dan industri Kedaireka bisa jadi solusi untuk meningkatkan relevansi penelitian dengan kebutuhan pasar dan dana.
Dikutip dari laman Dikti, dana pemerintah untuk penelitian pendidikan tinggi 2022 terbagi atas pendanaan Competitive Fund dan Matching Fund. Competitive Fund merupakan program kompetisi penelitian Kampus Merdeka bagi perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS).
Sementara itu, program Matching Fund merupakan terobosan Kedaireka untuk melakukan hilirisasi penelitian kerja sama antara perguruan tinggi dengan mitra, baik dengan kementerian atau lembaga, lembaga nonkementerian, pemerintah daerah, dinas, dan lain-lain.
Untuk skema Competitive Fund, Ditjen Diktiristek mengalokasikan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun. Rinciannya yakni Rp 100 miliar untuk 10.000 dosen pemula PTN dan PTS dari klaster riset utama, madya, dan binaan, Rp 525 miliar untuk hilirisasi penelitian PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan PTS klaster utama dan madya, Rp 575 miliar untuk hilirisasi penelitian yang solusi negara bagi PTN Badan Hukum (BH) dan PTS klaster mandiri.
Sementara itu, di program Matching Fund, Ditjen Diktiristek menyediakan dana Rp 950 miliar bagi PTN dan PTS untuk hilirisasi kerja sama penelitian perguruan dengan mitra melalui Kedaireka.
Plt. Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat Teuku Faisal Fathani mengatakan, transformasi dana pemerintah dalam penelitian tersebut penting untuk dukung kebijakan Kampus Merdeka dan mencapai 8 indikator kinerja utama (IKU). Khususnya yakni IKU ke-5, yaitu hasil kerja dosen dapat digunakan masyarakat atau mendapat rekognisi internasional.
“Jadi, harapan utama dari kegiatan kita hari ini adalah agar penelitian dan pengabdian masyarakat itu dapat dimanfaatkan. Di samping itu juga melibatkan mahasiswa baik dari jenjang S1, S2, dan S3,” kata Faisal.
Ia berharap, program ini dapat memberi manfaat untuk kepentingan masyarakat dan sebagai bentuk dukungan penuh pada dunia pendidikan. Lima bidang utama penelitian yag diutamakan untuk 2022 yakni Green Economy, Blue Economy, Digital Economy, Pariwisata, dan Kemandirian Kesehatan.
Sementara itu, bidang proposal kegiatan yang diutamakan untuk pengabdian masyarakat 2022 yakni terkait teknologi tepat guna dan Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM).
Sumber: Detik.com