Gagal Rebut Donbass, Presiden Ukraina Zelensky Didesak Mundur

- Editorial Team

Jumat, 25 Februari 2022 - 15:56 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/REUTERS

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/REUTERS

Makassar, Orbitimes.com – Partai Platform Oposisi untuk Hidup mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky segera mengundurkan diri.

Zelensky dianggap gagal menjalankan agenda utama pemerintahannya. Partai oposisi sayap tengah itu memiliki 44 kursi di Verkhovna Rada, parlemen Ukraina.

Partai itu menentang kebijakan dekomunisasi dan Ukrainisasi pemerintah pasca kudeta kubu nasionalis pada 2014.

Desakan mundur itu muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua republik Donbass karena Ukraina dianggap lamban melaksanakan Protokol Minsk untuk perdamaian di wilayah tersebut.

“Situasi yang sekarang berkembang di sekitar Donbass adalah akibat buruk dari ketidakaktifan dan kurangnya kemauan dari pihak berwenang,” tegas Partai Platform Oposisi untuk Hidup itu, dilansir Sputnik pada Rabu (23/2/2022).

Partai itu menambahkan, “Dalam pemilu, dua pertiga pemilih Ukraina memilih perdamaian, kembalinya Ukraina ke Donbass dan Donbass ke Ukraina. Tetapi pemerintah, yang memiliki kepercayaan publik yang besar, gagal melaksanakan tugas kepentingan nasional ini.”

“Selama dua setengah tahun, terlepas dari seruan mitra asing Ukraina, oposisi Ukraina, tuntutan warga, dan kewajiban internasional Ukraina, tidak ada satu langkah pun yang diambil menuju implementasi bagian politik dari perjanjian Minsk, perdamaian. dan persatuan,” ungkap pernyataan itu.

Partai itu menegaskan, “Sebaliknya, perwakilan pihak berwenang berulang kali menyatakan kesepakatan itu tidak menguntungkan, menuntut agar direvisi dan hanya menolak mematuhi.”

“Pada akhirnya, para pengikut kebijakan (mantan Presiden Ukraina Petro) Poroshenko mengabaikan kerangka kontrak internasional untuk kembalinya Donbass dan membawa negara itu ke eskalasi konflik yang serius,” papar partai tersebut.

“Platform Oposisi untuk Hidup percaya bahwa pemerintah, yang gagal dalam tugas memulihkan perdamaian dan mengembalikan Donbass, harus pergi,” tegas partai tersebut.

Mereka menambahkan, “Negara dan warganya tidak harus membayar untuk kepengecutan para politisi, ambisi politisi dan politisi yang tidak bertanggung jawab.

Kekalahan pemerintah Zelensky seharusnya tidak menjadi kekalahan bagi negara.” Zelensky adalah mantan aktor televisi dan komedian yang berasal dari kota Russophone Ukraina Kryvyi Rih dan merupakan penutur asli bahasa Rusia.

Dia memenangkan tawaran yang tidak mungkin untuk menduduki kursi kepresidenan pada April 2019 dengan platform perdamaian di Donbass. Dia menang telak melawan Poroshenko, pemimpin petahana yang telah menjadi presiden sejak Mei 2014.

“Saya pikir kita akan memiliki perubahan personel. Bagaimanapun, kita akan melanjutkan ke arah pembicaraan (perdamaian) Minsk dan menuju penyelesaian gencatan senjata,” ujar Zelensky saat itu.

Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk di wilayah Donbass mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada April 2014, menyusul kudeta oleh kaum nasionalis di Kiev yang didukung Amerika Serikat (AS).

Kudeta itu berusaha menghapus status bahasa Rusia sebagai bahasa nasional Ukraina. Sekitar sepertiga rakyat Ukraina berbicara bahasa Rusia sebagai bahasa pertama dan sebagian besar orang Ukraina berbicara bahasa Rusia dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Namun, dua wilayah yang didominasi bahasa Russofon, Krimea dan Donbass, mengangkat senjata dan mendeklarasikan kemerdekaan dari Kiev. Krimea kemudian memilih bergabung dengan Federasi Rusia, tetapi republik Donbass berjuang melawan Kiev untuk otonomi dalam perang yang telah merenggut 14.000 nyawa.

Protokol Minsk, yang disetujui Ukraina, Rusia dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), seharusnya membuka jalan bagi perdamaian di kawasan itu.

Pada Senin, menyusul penurunan ketegangan dalam situasi di Donbass, Putin menghormati permintaan dua republik Donbass dan Duma Negara Rusia untuk mengakui republik itu sebagai negara merdeka.

Putin mengatakan pada hari berikutnya bahwa perjanjian Minsk sudah mati dan kematian itu sudah lama terjadi. Pada Selasa, rancangan resolusi diperkenalkan ke Rada untuk mengumumkan darurat militer di wilayah Donetsk dan Lugansk dan menutup semua jaringan transportasi dengan Federasi Rusia dan Belarusia.

 

Sumber: Sindonews.com

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Tokoh Adat Kajang Geruduk DPRD Bulukumba Minta RDP dengan PT Lonsum
CACAT INTEGRITAS. Istri kapolsek kajang masuk jadi caleg 2024
DPC Kesatuan Pelajar Bone Gotong Royong Dengan Warga Ajangale Sukseskan HUT RI ke 78
Penyebab Dentuman di Sumenep Masih Misterius, Bakal Diteliti BMKG
Anak Bunuh Ibu Kandung dan Aniaya Ayah di Depok Diserahi Keuangan Bisnis Keluarga
Anies Usai MA Tolak PK Moeldoko: Anggap Hadiah Ulang Tahun untuk AHY
Gejolak Emosi Lukas Enembe Protes Disebut Berjudi
Mobil Pajero Sport Dipakai Anak Ugal-ugalan di Jalan, Pimpinan DPRD Sulsel Anggap Itu Hal Biasa

Berita Terkait

Sabtu, 28 Oktober 2023 - 20:38 WITA

POLITIK DINASTI DIGENCARKAN; REFORMASI DIPECUNDANGI

Kamis, 21 September 2023 - 12:29 WITA

Oknum polisi terlibat dalam pengedaran narkoba Aliansi masyarakat bersatu angkat bicara

Kamis, 17 Agustus 2023 - 14:50 WITA

Sekda Kabupaten Gowa Melanggar Kode Etik ASN/PNS Koalisi Mahasiswa Pemerhati Pemerintah Gelar Demonstrasi

Senin, 14 Agustus 2023 - 20:20 WITA

GEMPAR Resmi Laporkan SPBU Yang Diduga Terlibat Dalam Sindikat Mafia Minyak di Kabupaten Bone

Rabu, 9 Agustus 2023 - 17:59 WITA

Polda Sul-Sel Lemah Dalam Mengatasi Kasus Yang Ada Di Sulawesi Selatan

Rabu, 9 Agustus 2023 - 13:03 WITA

Beberapa Organisasi Pemuda dan Mahasiswa Akan Menggelar Aksi Unjuk Rasa di Mapolda Sulawesi Selatan

Sabtu, 5 Agustus 2023 - 20:10 WITA

Diduga Tambang Ilegal Gepma Nusantara Akan Menggelar Aksi Unjuk Rasa di Mapolda Sulawesi Selatan

Jumat, 4 Agustus 2023 - 11:34 WITA

Demisioner Ketua Umum IPMIL RAYA UNIMERZ Meminta Evaluasi Kinerja Kapolres Luwu Timur.

Berita Terbaru

berita

Penegak hukum tidak bernyali dihadapan PT.Wisan petro energi

Selasa, 27 Feb 2024 - 13:01 WITA

Pemilu

PEMUDA MATTOANGING SIAP SUKSESKAN PEMILU DAMAI

Jumat, 9 Feb 2024 - 14:17 WITA

edukasi

PEMUDA BEKERJA MATTOANGIN SEJAHTERA

Selasa, 16 Jan 2024 - 19:49 WITA