Makassar, Orbitimes.com – Program Studi S1 dan S2 Pendidikan Sosiologi Universitas Megarezky (Unimerz) menyelenggarakan Kuliah Pakar di ruang rapat Politeknik Kesehatan Megarezky, pada Jumat (17/5/2024).
Kegiatan yang mengusung tema Revitalisasi Peran Pendidik Dalam Konstruksi Merdeka Belajar’ menghadirkan pembicara langsung dari Universitas Halu Oleo Kendari yakni Dr. Ambo Upe, S.Sos., M.Pd.
Turut hadir pada kegiatan ini yakni, Wakil Rektor III Unimerz; Dr. Jalal, M.Pd, Wakil Rektor IV; Dr. Hj. Arfenty Amir, S.Pd., M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP); Dr. Abdul Malik, S.Ag., M.Si, Ketua dan Sekretaris Prodi S1 Pendidikan Sosiologi, para Dosen lingkup FKIP Unimerz, dan para mahasiswa Pendidikan Sosiologi baik dari jenjang S1 ataupun S2.
Dalam sambutannya, Dr. Jalal, M.Pd mengucapkan terima kasih atas kehadiran pemateri yang telah Sudi membagikan ilmunya untuk mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Megarezky.
“Terima kasih saya ucapkan kepada Dr. Ambo Upe, S.Sos., M.Si telah mau memberikan ilmu kepada kami. Meskipun masih muda, tapi beliau ini sudah sangat banyak karyanya,” ungkap Ketua PPs Pendidikan Sosiologi Universitas Megarezky itu.
“Mudah-mudahan anandaku semua bisa mencermati apa yang disampaikan oleh pemateri, dan bisa menjadi penambah wawasan kita terkait apa itu kampus merdeka,” pungkasnya.
Universitas Megarezky
BERITA
Prodi S1 dan S2 Pendidikan Sosiologi UNIMERZ Gelar Kuliah Pakar ‘Revitalisasi Peran Pendidik dalam Konstruksi Merdeka Belajar’
Mei 17, 2024 | Berita Universitas, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Pascasarjana
Program Studi S1 dan S2 Pendidikan Sosiologi Universitas Megarezky (Unimerz) menyelenggarakan Kuliah Pakar di ruang rapat Politeknik Kesehatan Megarezky, pada Jumat (17/5/2024).
Kegiatan yang mengusung tema Revitalisasi Peran Pendidik Dalam Konstruksi Merdeka Belajar’ menghadirkan pembicara langsung dari Universitas Halu Oleo Kendari yakni Dr. Ambo Upe, S.Sos., M.Pd.
Turut hadir pada kegiatan ini yakni, Wakil Rektor III Unimerz; Dr. Jalal, M.Pd, Wakil Rektor IV; Dr. Hj. Arfenty Amir, S.Pd., M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP); Dr. Abdul Malik, S.Ag., M.Si, Ketua dan Sekretaris Prodi S1 Pendidikan Sosiologi, para Dosen lingkup FKIP Unimerz, dan para mahasiswa Pendidikan Sosiologi baik dari jenjang S1 ataupun S2.
Dalam sambutannya, Dr. Jalal, M.Pd mengucapkan terima kasih atas kehadiran pemateri yang telah Sudi membagikan ilmunya untuk mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Megarezky.
“Terima kasih saya ucapkan kepada Dr. Ambo Upe, S.Sos., M.Si telah mau memberikan ilmu kepada kami. Meskipun masih muda, tapi beliau ini sudah sangat banyak karyanya,” ungkap Ketua PPs Pendidikan Sosiologi Universitas Megarezky itu.
“Mudah-mudahan anandaku semua bisa mencermati apa yang disampaikan oleh pemateri, dan bisa menjadi penambah wawasan kita terkait apa itu kampus merdeka,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam pemaparannya, Pemateri membeberkan adanya 3 pandangan dalam melihat hakikat merdeka belajar, diantaranya yakni dari sisi ontologi (Kompleksitas Humanis), Epistemologi (Partisipatoris -Kritis) dan Aksiologi (Emansipatoris Transformatif).
“Hakikat Merdeka Belajar bisa dilihat dari aspek ontologi, epistemologi dan Aksiologi. Ontologi (kompleksitas humanis) melihat manusia dalam konteks peserta didik yang memiliki kompleksitas, latar belakang sosial, ekonomi, budaya, cita-cita beragam dll. Sementara, dari sisi Epistemologi (Partisipatoris -Kritis) artinya tidak bisa satu arah, jadi semua pihak berperan aktif, seperti guru ke siswa, siswa ke guru dan siswa ke siswa. Beberapa yang dapat dilakukan yakni, refleksi, dialog dan observasi). Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran intransitif, semi intransitif, naif dan kritis mahasiswa,” jelasnya di hadapan para mahasiswa.
“Aksiologi (Emansipatoris Transformatif) melihat arah secara global, mengangkat harkat dan martabat manusia. Pendidikan kebebasan, membuat siswa memiliki sikap kemandirian berpikir dan kemandirian dalam menyalurkan bakat dan keterampilan. Outputnya menghasilkan pendidikan yang membebaskan atau membuat siswa mandiri, sesuai apa yang mereka inginkan,” imbuhnya.
Terakhir, ia juga menyebutkan adanya 5 prinsip dasar Merdeka Belajar yakni Insklusif (menerima pandangan atau tanggapan pihak lain), Dialogis , Kontekstual, Kemitraan, dan Keberdayaan.
Editor : Reski